Muskuloskeletal-1
Ekstremitas
Atas dan Pendukung Mekanisme Kerjanya
Ika
Puspita*
10-2011-036
Mahasiswa
Fakultas Kedokteran UKRIDA
*Alamat
Korespendensi:
Ika
Puspita
Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl.
Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510
No.
Telp (021) 5694-2061, e-mail: ika.puspita20@gmail.com
Pendahuluan
Tangan
manusia adalah organ yang dirancang dengan baik, yang pada dasarnya melakukan
fungsi mencekap, mencubit, dan memegang. Karena sensitivitasnya serta hubungan
rumit dan tepat dengan korteks serebri, maka tangan mampu melakukan rentang
tugas yang lebar, seperti memanipulasu alat kasar dan berat, melakukan konser
piano, menyampaikan pesan emosional. 27 tulang ditangan menjadikannya bagian
tubuh paling fleksibel. Tidak seperti kebanyakan binatang, manusia dapat
berjalan tegakm sehingga tangannya dapat bebas bergerak. Lebih dari 30 otot
pada lengan bawah dan tangan menggerakan pergelangan, telapak, ibujari, dan
jari-jari tangan. Jrai tidak hanya digerakan oleh tulang tetapi juga digerakan
oleh otot. Sebagian besar otot yang menggerakkan jari-jari tangan tidak
terdapat di telapak tangan, tetapi pada lengan. Otot-otot ini terhubung dengan
tulang tangan dan jari menggunakan tendon yang sangat panjang. Kamu dpaat
melihat tendon bergerak di punggung tanganmu saat menekuk jari.1
ANATOMI TANGAN
1.1 Struktur Otot 2
Di
dalam tubuh kita terdapat lebih dari 640 otot tangka. Mereka menghasilkan
berbagai gerakan tergantung ukuran, kekuatan, dan kerja samanya dengan tulang
dan sendi.Otot yang akan dibahas adalah otot yang berkaitan pada kasus yaitu
untuk gerakan flexi (menggenggam).
Otot permukaan ventral lengan bawah
1. Otot : M. Fleksor carpi radialis
- Persarafan : N. Medianus
- Origo : Epicondilus medialis humeri, fascia antebrachii
- Insertio : Permukaan palmar dasar Os metacarpi II (sering kali juga III)
- Fungsi : Sendi siku : Fleksi, pronasi. Sendi tangan : Fleksi palmar, abduksi ke arah radial.
2. Otot : M. Pronator teres
- Persarafan : N. Medianus
- Origo : Caput Humeral : Epicondilus medialis humeri. Caput ulna : Processus coronoideus ulna.
- Insertio : Permukaan radius bagian lateral
- Fungsi : Pronasi
3. Otot : M. Palmaris Longus
- Persarafan : N. Medianus
- Origo : Epicondilus medialis humeri, fascia antebrachii
- Insertio : Aponeurosis palmaris
- Fungsi : Sendi siku : Fleksi, Pronasi. Sendi tangan : Fleksi palmar, penegangan aponeurosis palmaris.
4. Otot : M. Fleksor Digitorum superficialis
- Persarafan : N. Medianus
- Origo : Epicondilus medialis humeri, Processus coronoideus
- Insertio : Dengan empat tendo panjang pada landasan phalanx media jari ke 2-5
- Fungsi : Sendi siku : Fleksi. Sendi tangan : Fleksi palmar, abduksi ke arah ulnar. Sendi-sendi dasar jari (II – V) : fleksi, adduksi. Sendi jari proksimal (II – V) : Fleksi
5. Otot : M. Fleksor carpi ulnaris
- Persarafan : N. Ulnaris
- Origo : Epicondilus medialis humeri, septum intermusculare brachii mediale
- Insertio : Os pisiform
- Fungsi : Sendi siku : Fleksi. Sendi tangan : Fleksi palmar, abduksi ke arah ulnar. Sendi-sendi dasar jari (II – V) : fleksi, adduksi. Sendi jari proksimal (II – V) : Fleksi
Otot Radial Lengan Bawah
1. Otot : M. Brachioradialis
- Persarafan : N. Radialis
- Origo : Margo lateralis humeri
- Insertio : Processus styloideus radii
- Fungsi : Sendi siku : Fleksi, Pronasi atau supinasi (Pergerakan memutar dari posisi akhir yang berlawanan ke posisi tengah – tergantung dari sudut tekuk).
2. Otot : M. Fleksor carpi radialis longus
- Persarafan : N. Radialis
- Origo : Margo lateralis humeri, Epicondilus lateralis.
- Insertio : Permukaan dorsal dari dasar os metacarpi II
- Fungsi : Sendi siku : Fleksi, Pronasi atau supinasi (Pergerakan memutar dari posisi akhir yang berlawanan ke posisi tengah – tergantung dari sudut tekuk).
3. Otot : M. Ekstensor carpi radialis brevis
- Persarafan : N. Radialis
- Origo : Epicondilus lateralis humeri, Ligamen annulare radii.
- Insertio : Permukaan dorsal dari dasar os metacarpi III
- Fungsi : Sendi tangan : Fleksi dorsal, abduksi ke radial.
Otot Permukaan Ventral Lengan Bawah Sebelah Dalam
1. Otot : M. Fleksor Digitorum Profundus
- Persarafan : N. Ulnaris untuk bagian ulnar dan N. Medianus untuk bagian radial.
- Origo : Facies anterior ulna (2/3 proksimal), Membrana interossea
- Insertio : Basis phalanx distalis jari ke 3-5
- Fungsi : Sendi siku : Fleksi. Sendi dasar jari (II-V) : Fleksi, adduksi. Sendi jari (II-V) : Fleksi
2. Otot : M. Fleksor Policis Longus
- Persarafan : N. Medianus
- Origo : Caput humeral (epicondilus medialis humeri), Caput Radiale (Facies anterior radii, distal dari tuberositas radii)
- Insertio : Basis phalanx distalis ibu jari
- Fungsi : Sendi tangan : Fleksi palmar. Sendi pelana ibu jari : oposisi, adduksi. Sendi ibu jari : Fleksi
3. Otot : M. Pronator Quadratus
- Persarafan : N. Medianus
- Origo : Margo anterior ulna (1/4 distal)
- Insertio : Margo dan facies anterior radius
- Fungsi : Sendi radioulnar : Pronasi
1.2 Struktur Tulang3
Adapun tulang pembentuk regio
ekstremitas superior yaitu: Scapula, Clavicula, Humerus, Radius, Ulna, carpal,
Metacarpal, Phalangs.
1.
Scapula (tulang belikat)
Dalam anatomi manusia, tulang
belikat atau scapula adalah tulang yang menghubungkan humerus (tulang lengan
atas) dan clavicula (tulang selangka).
gambar 1. Scapula
2. Clavicula (tulang
selangka)
Dalam anatomi manusia, tulang
selangka atau clavicula adalah tulang yang membentuk
bahu dan menghubungkan lengan atas pada batang tubuh.
gambar 2. Clavicula
3. Humerus (Tulang
Lengan Atas)
Batang humerus terletak di
antara batas atas pectoralis penyisipan besar proksimal dan distal ridge
supracondylar. Ini merupakan tengah tiga perlima dari seluruh humerus. Bagian
anterior tuberositas semakin besar meluas ke anterior punggungan yang berakhir
pada fosa coronoid distal. Aspek posterior yang lebih besar terus tuberositas
sebagai lateral distal ridge yang berakhir di supracondylar lateral punggungan.
Melds tuberositas yang lebih kecil menjadi medial terletak punggung bukit yang
membentuk punggungan supracondylar medial distal.
Deltoideus Tuberculum yang
membentuk lateral keunggulan hanya proksimal ke midshaft. Batang humerus
memiliki posterior, sebuah anterolateral, dan anteromedial permukaan. Kanal
yang meduler berakhir humerus proksimal ke olecranon fosa.
Anatomi humerus memiliki implikasi yang penting untuk internal dan eksternal fiksasi
Lengan dibagi menjadi kompartemen anterior dan posterior oleh fasia septae. Compartmentcontains posterior otot trisep, saraf radialis beteen panjang dan lateral kepala trisep. Anterior atau flexorcompartment berisi fleksor dari siku, biceps brachii dan brakialis, dan coracobrachialis. The brakialis telah mendapat pasokan dua saraf-satu dari muskulokutaneus dan lain dari saraf radialis.
Anatomi humerus memiliki implikasi yang penting untuk internal dan eksternal fiksasi
Lengan dibagi menjadi kompartemen anterior dan posterior oleh fasia septae. Compartmentcontains posterior otot trisep, saraf radialis beteen panjang dan lateral kepala trisep. Anterior atau flexorcompartment berisi fleksor dari siku, biceps brachii dan brakialis, dan coracobrachialis. The brakialis telah mendapat pasokan dua saraf-satu dari muskulokutaneus dan lain dari saraf radialis.
Gambar 3. Humerus
4. Radius (Tulang
Pengumpil) & Ulna (Tulang hasta)
gambar 4. Radius dan Ulna
5. Carpal, Metacarpal
dan Phalangs
gambar
5. Carpal,
metacarpal
1.3 Struktur Saraf2
Tangan
dipersarafi oleh tiga saraf utama : medianus, ulnaris, dan radialis. Ketiga
saraf terlibat dalam fungsi motorik dan sensorik ibu jari, jari tangan dan
pergelangan tangan.
Nervus medianus. Nervus
medianus mensarafi otot untuk cakapan yang tepat dan cabang sensorik memberikan
sensitivitas paling bermanfaat untuk fungsi tangan. Nervus medianus memasuki
lengan bawah antara dua venter dari musculus pronator teres. Nervus medianus
memasuki tangan melalui terowongan carpal dengan tendo flexor ibujari tangan
dan jari tangan.
Nervus Ulnaris. Nervus
ulnaris mensarafi otot yang diperlukan untuk cekapan kuat dan cubitan kuat.
Sokongan sensoriknya ke tangan kurang penting dibandingkan yang diberikan oleh
nervus medianus. Nervus ulnaris memasuki lengan bawah dalam terowongan kubital
(postreior terhadap epikondilus medialis siku) dan berjalan melalui muskulus
fleksor karpi ulnaris. Nervus ulnaris memasuki tangan melalui kanalis Guyon
pada pergelangan tangan. Cabang sensoris mensarafi kulit di atas permukaan
palmaris dan dorsalis setengah ulnaris tangan dan pemukaan palmaris sisi
ulnaris jari manis dan seluruh jari kelingking.
Nervus Radialis. Nervus radialis terutama saraf motorik yang
bertanggung jawab untuk ekstensi pergelangan tangan, jari tangan dan ibu jari
tangan. Nervus radialis tidak mensarafi otot intrinsik tangan apapun. Cabang
sensorik nervus radialis hanya mensarafi dorsum setengah radialis tangan.
1.4 Struktur Pembuluh Darah2
Arteraia
radialis dan ulnaris merupakan pembuluh darah besar yang memberikan darah ke
tangan.Arteria ulnaris yang dominan
dalam kebanyakan individu, melayani tangan melalui arkus palmaris superficialis
serta arteria radialis, melalui arkus palmaris profundus. Pembuluh darah
digitalis propria meyertai nervus digitalis ke setiap sisi jari tangan. Di
dalam jari tangan, saraf lebih volar, sehingga sewaktu arteri diputuskan.
Suplai darah besar ke ibu jari tangan adalah prinseps polisis, yang biasanya
berasal dari cabang arteria metakarpalis pertama dari arkus palmaris profundus.
Varia si vaskulat lebih lazim dibandingkan anomali saraf dalam tangan.
FISIOLOGI
2.1 Mekanisme kerja otot4
bila
suatu otot berkontraksi, salah satu ujungnya biasanya diam sedangkan ujung yang
lain bergerak ke arah ujung yang diam tersebut. Ujung yang diam disebut origo,
sedangkan yang bergerak disebut insersi. Namun, kadang-kadang otot bisa
digerakkan sedemikian rupa sehingga insersinya diam dan origo bergerak ke arah
insersi.Otot hanya bekerja melalui kegiatan kontraksi dan kegiatan menarik.
Otot tidak bisa mendorong, meskipun bisa berkontraksi memendek sehingga
mempertahankan sendi diam pada posisi tertentu. Bila kontraksi hilang, otot menjadi
lunak, tetapi tidak memanjang sampai ia teregang oleh kontraksi otot yang
berlawanan kerjanya (otot antagonis).
Otot
tidak pernah bekerja sendiri. Bahkan gerakan paling sederhana sekalipun
memerlukan kerja banyak otot. Setiap otot harus berkontraksi dan setiap otot
antagonis harus rileks untuk memungkinkan gerakan yang halus tanpa sentakan.
Kerja harmonis otot-otot ini disebut koordinasi otot. Setiap kerja baru yang
melibatkan koordinasi memerlukan waktu dan latihan sampai kombinasi baru
gerakan otot tersebut dikuasai, dan setelah itu gerakan tersebut bisa dilakukan
tanpa kerja mental dan konsentrasi yang besar.
Saraf
sensori memberi ‘rasa otot’, meskipun bukan sensasi yang sangat akut, tetapi
cukup untuk menginformasikan adanya kontraksi dan relaksasi pada otot. Sensasi
ini tidak kentara sampai dilakukan usaha sadar untuk merelaksasi atau
mengontraksi otot, yakni pada saat derajat kontraksi sebelumnya menjadi jelas.
Kenormalan otot berada dalam kondisi kontraksi parsial yang dikenal sebagao
tonus otot. Tonus otot inilah yang mempertahankan posisi dalam waktu lama tanpa
menimbulkan kelelahan. Hal ini dimungkinkan oleh sutau mekanisme. Pada
mekanisme ini berbagai kelompok serabut otot melakukan kontraksi dan relaksasi
secara bergantian, sehingga setiap otot mempunyai kesempatan untuk beristirahat
dan bekerja. Otot yang mempunyai drajat tonisitas paling tinggi pada manusia
adalah otot leher dan punggung.
Komposisi
otot adalah 75% air, 20% protein, 5% garam mineral, glikogen, dan
lemak.Kontraksi terjadi akibat impuls saraf. Impuls saraf, yang bersifat
elektrik, dihantar ke sel-sel otot secara kimiawi dan hal ini dilakukan oleh
sambungan otot-saraf (neuromuscuar juction). Impuls saraf sampai ke sambungan
otot-saraf yang mengandung vesikel-vesikel berisi neurotransmitter asetilkolin
(Ach). Asetilkolin dilepas ke dalam ruang natara saraf dan otot (celah sinaps)
dan ketika asetilkollin menempel pada sel otot, ia akan menyebabkan terjadinya
depolarisasi dan aktivitas listrik akan menyebar ke selurh sel otot, sehingga
timbul kontraksi, untuk bisa berkontraksi, serabut otot memerlukan energi yang
didapat dari oksidasi makanan, terutama karbohidrat akan dipecah menjadi gula
sederhana yang disebut glukosa. Glukosa yang tidak diperlukan dengan segera
oleh tubuh akan dikonversi menjadi glikogen dan disimpan di hati dan di otot.
Glikogen otot merupakan sumber panas dan energi bagi aktivitas otot. Selama
oksidasi glikogen menjadi karbondioksida dan air, terbentuk suatu senyawa yang
kaya akan energi. Senyawa ini disebut adenosin trifosfat (ATP). Apabila otot
harus melakukan kontraksi, energi ATP akan dilepas seiring dengan perubahannya
menjadi adenin trifosfat (ADP). Selama oksidasi glikogen, akan terbentuk asam
piruvat. Bila terdapat banyak oksigen, seperti yang terjadi pada gerakan umum,
asam piruvat dipecah menjadi karbondoksida dan air. Pada proses ini juga
dilepas energi yang akan dipakai untuk membuat lebih banyak ATP. Apabila
oksigen tidak mencukupi, asam piruvat diubah menjadi asam laktat, yang bila
menumpuk akan menyebabkan kelelahan otot.
Otot
rangka juga dikenal sebagai otot lurik karena penampilannya lurik bila dillihat
menggunakan mikroskop. Gambaran lurik disebabkan oleh struktur protein yang
membentuk otot. Protein ini disebut
aktin dan miosin. Apabila otot berkontraksi, gambaran lurik akan menyempit dan
ini diperkirakan karena gerakan relatif satu prtein lain. Hal ini
dideskripsikan sebagai teori pergeseran filamen (sliding filamen). Miosin
mempunyai tonjolan, yang dengan menggunakan energi, dapat berjalan sepanjang
protein yang lain (aktin) dan dengan demikian menghasilkan kontraksi, ketika
otot dirangsang oleh impuls listrik.
Selama
latihan yang berat banyak oksigen dibawa ke dalam otot tetapi oksigen yang
mencapai selnya otot tidak mencukupi, terutama pada awal latihan. Asam laktat
akan menumpuk dan berdifusi ke dalam cairan jaringan dan darah. Keberadaan asam
alktat di dalam darah akan merangsang pusat pernafasan sehingga kedalaman nafas
pun meningkat. Hal ini berlangsung terus, bahkan setelah latihan selesai,
smapai jumlah oksigen cukup untuk memungkinkan sel-sel otot dan hati
mengoksidasi asam laktat dengan sempurna atau mengubahnya menjadi glikogen.
Oksigen ekstra yang dibutuhkan untuk membuang tumpukan asam laktat ini disebut
‘oxygen debt’ yang harus dikembalikan setelah latihan berakhir.
2.2 Sumber energi kontraksi &
pemicu kontraksi5
Karena
ATP yang tersimpan dalam otot biasanya akan habis setelah sepuluh kali
kontraksi, maka ATP harus dibentuk kembali untuk kelangsungan aktivitas itit
melalui sumber lain.
1.
Kreatin
fosfat (CP).
Senyawa
berenergi tinggi lainnya, merupakan sumber energi yang langsung tersedia untuk
memperbaharui ATP dari ADP.
(CP
+ ADP ----> ATP + kreatin)
a. CP
memungkinkan kontraksi otot tetap berlangsung saat ATP tambahan dibentuk
melalui metabolisme glukosa secara anaerob dan aerob
b. CP
menyediakan energi untuk sekitar 100 kontraksi dan harus disintesis ulang
dengan cara memprodukai lebih banyak ATP (ATP+kreatin----> ADP +CP)
c. ATP
tambahan terbentuk dari metabolisme glukosa dan asam lemak melalui reaksi aerob
dan anaerob.
2.
Reaksi
anaerob (jalur glikolisis)
a. Otot
dapat berkontraksi secara singkat tanpa memakai oksigen dengan menggunakan ATP
yang dihasilkan melalui glikolisis anaerob, langkah pertama dalam inspirasi
selular.
b. Glikolisis
berlangsung dalam sarkoplasma, tidak memerlukan oksigen, dan melibatkan
pengubahan satu molekul glukosa menjadi dua molekul asam piruvat.
c. Glikolisis
anaerob berlangsung cepat tetapi tidak efisien karena hanya menghasilkan dua molekul
ATP per molekul glukosa. Glikolisis dapat memenuhi kebutuhan ATP untuk
kontraksi otot dalam waktu singkat jika persediaan oksigen tidak mencukupi.
d. Pembentukan
asam laktat dalam glikolisis anaerob
(1) Tanpa
oksigen, asam piruvat diubah menjadi asam laktat
(2) Jika
aktivitas yang dilakukan sedang dan singkat, persediaan oksigen yang adekuat
akan menghalang di akumulasi asam laktat
(3) Asam
laktat berdifusi keluar dari otot dan dibawa ke hati untuk disintesis ulang
menjadi glukosa
3.
Reaksi
aerob (memakai oksigen)
a. Saaat
aktivitas berlangsung, asam piruvat yang terbentuk melalui glikolisis anaerob
mengalir ke mitokondria sarkoplasma untuk mausk dalam siklus asam sitrat
(trikarboksilat) untuk oksidasi
b. Jika
ada oksigen, glukosa terurai dengan sempurna menjadi karbon dioksida, air, dan
energi (ATP)
c. Reaksi
aerob berlangsung lambat tetapi efisien, menghasilkan energi sampai 36 mol ATP
per mol glukosa
4.
Oxygen
debt.
Saat
terjadi aktivitas berat yang singkat, penguraian ATP berlangsung dengan cepat
sehingga simpanan energi anaerob menjadi cepat habis. Sistem respiratorik dan
pembuluh darah tidak dapat menghantar cukup oksigen ke otot untuk membentuk ATP
melalui reaksi aerob.
a. Asam
laktat berakumulasi, mengubah PH, dan menyebabkan keletihan serta nyeri otot
b. Oksigen
ekstra yang harus dihirup stelah aktivitas berat disebut oxygen debt.
c. Volume
oksigen yang dihirup tetap berada di atas volume normal sampai semua asam
laktat dikeluarkan, baik dioksidasi ulang menjadi asam piruvat dalam otot atau
disintesis ulang menjadi glukosa dalam hati
2.3 Hubungan saraf dan otot5
1. Setiap
serabut otot menerima satu ujung neuron motorik somatik, sel saraf pada medulla
spinalis yang mentrasmisi impuls ke otot rangka
2. Ujung
saraf motorik, disebut akson atau serabut saraf, menjalar dengan sejumlah
serabut serupa dari neuron motorik lain dalam sebuah saraf.
a. Serabut
akson tunggal terbagi menjadi sejumlah percabangan yang membentuk sambungan
(junction) neuromuskular khsus dengan serabut otot rangka
b. Setiap
terminal akson berada dalam indentasi penuh berisi cairan (celah sinaptik) pada
sarkolemma, yang kemudian membentuk lipatan
3. Lempeng
ujung motorik merupakan sambungan sebuah
cabang akson saraf dan serabut otot rangka yang tidak berdekatan
4. Unit
motorik adalah salah satu neuron motorik (dan cabang-cabangnya) serta semua
serabut otot yang terinervasi di dalamnya.
a. Satu
unit motorik dapat terdiri dari dua atau tiga serabut otot saja atau bisa lebih
dari seribu serabut dalam beberapa otot besar
b. Semakin
sedikit jumlah serabut otot yang terinervasi sebuah neutron, semakin akurat
gerakan yang dihasilkan.
(1) Otot
yang digunakan untuk menulis sebagai contoh, memiliki seraut otot yang lebih
sedikit dalam unit motoriknya
(2) Otot
postural besar yang menopang tubuh mungkin memiliki sekita 800 serabut
otot/unit motorik
5. Terminal
akson (terminal bouton) mengandung mitokondria dan banyak vesikel sinaptik
kecil. Jika impuls saraf mencapai terminal akson, vesikel sinaptik melepas zat
transmitter asetil kolin (Ach)
a. Ach
berdifusi menyebrangi celah sinaptik untuk berikatan dengan reseptor pada liapatan
sarkolema. Hal ini menyebabkan perubahan yang tiba-tiba pada permeabilitas
membran otot terhadap ion natrium dan kalium dan mengakibatkan arus balik pada
polarisasi (potensial listrik) membran.
b. Aliran
impuls listrik (depolarisasi) menyebar ke dalam serabut otot karena kerja
tubulus-T ke retikulum sarkoplasma.
c. Retikulum
sarkoplasma kemudian melepas cadangan ion kalsium ke sekitar filamem tebal dan
tipis yang bertumpang tindih. Hal ini mengakibatkan interdigitasi aktin dan
miosin serta pemendekan sarkomer.
d. Rangkain
kejadian ini disebut rangkaian eksitasy-kontraksi
6. Jika
impuls saraf terhenti, maka depolarisasi membran selesai, ion kalsium ditangkap
kembali oleh retikulum sarkoplasma, dan proses kontraksi berhenti
7. Ach
berhubungan dengan sarkolemma hanya selama beberapa milidetik, zat ini hampir
secara langsung dipecah oleh enzim kolinesterase yang dilepas dari lipatan
sarkolema. Pemecahan Ach seperti ini penting untuk membatasi durasi kontraksi
dan memungkinkan terjadinya kontraksi berulang.
8. Otot
rangka juga mengandung banyak ujung saraf sensorik.
HISTOLOGI
3.1 Jaringan otot5
Jaringan
otot adalah “daging” tubuh dan tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya
menggerakkan organ-organ tubuh dan pembuluh-pembuluh tubuh. Kemampuan tersebut
disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi. Kontraksi otot dapat
berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel otot dapat
memanjang ataupun memendek. Jaringan otot
menyusun 40 % hingga 50 % berat total tubuh manusia dan tersusun atas
serabut-serabut otot. 4 ciri jaringan otot antara lain :
1.
iritabilitas
(peka terhadap rangsang);
2.
kontraktil (
mampu memendek dan menebal);
3.
relaksasi (mampu
memanjang);
4.
elastisitas atau
mampu kembali ke bentuk semula setelah kontraksi atau relaksasi.
Melalui gerak kontraksinya, otot melakukan 3 fungsi yaitu gerak, mempertahankan bentuk dan produksi panas. Jaringan
otot dapat diklasifikasikan menjadi :
·
Secara Fungsional,
otot diklasifikasi menjadi otot volunter (dikontrol sesuai keinginan) atau otot
involunter (bawah sadar)
·
Secara struktural,
otot diklasifikasi menjadi otot lurik (dengan garis-garis) atau polos (tidak
bergaris). Lurik tersebut akan terlihat dalam pemeriksaan potongan mikroskopik
serabut.
·
Berdasarkan fungsi dan strukturnya, jaringan otot diklasifikasikan ke dalam golongan berikut
: otot polos, otot rangka, otot jantung
Otot Polos, otot involunter dan tidak berlurik.
(1)
Distribusi, otot
polos terbentuk pada area sebagai berikut :
-
Dinding organ
berongga seperti saluran pencernaan, pernafasan, ekskresi, dan reproduksi.
-
Dinding duktus
dan pembuluh
-
Organ seperti
kulit, limfa, dan penis.
(2)
Struktur
-
Selnya pendek, berbentuk
gelendong/kumparan, dengan ukuran
panjang 30 – 200 mm dan diameter 5-10 mm.
-
Setiap sel memiliki satu nukleus pipih yang terletak di tengah
-
Terdapat organel-organel
seperti mitokondria, retikulum endoplasma dan benda golgi.
-
Terdapat jaringan ikat yang
membungkus sel, berkas dan kumpulan berkas (endomisium, perimisium dan
epimisium)
-
Terdapat aktin dan miosin, yang
merupakan unit fungsional untuk kontraksi otot.
Otot polos sirkuler
Otot polos longitudinal
Otot polos
longitudinal
|
Gambar 6. Otot
polos potongan memanjang dan melintang
Otot Lurik, otot volunter dan otot lurik
(1)
Distribusi, Serabut
individual yang akan bergabung menjadi berkas untuk membentuk kelompok
fungsional yang sdisebut otot, yang melekat pada rangka dan bertanggung jawab
untuk pergerakan.
(2)
Struktur
-
Selnya panjang, berbentuk silindris
dengan ujung tumpul
-
terdiri atas sel-sel otot rangka yang
panjang (panjangnya sampai 40 mm),
diameter 10 – 100mm
-
berinti banyak dan disebut serabut otot
dan berada di tepi otot
Bagian-bagian penyusunnya adalah
1.
sarkolemma : membran
plasma
2.
sarkoplasma : sitoplasma
3.
nucleus : terdapat beberapa nukleus pada setiap sel dan letaknya
berdekatan dengan sarkolemma.
4.
Mitokondria
5.
Retikulum endoplamik
6.
Miofibril yang terdiri dari filamen
tipis (aktin) dan filamen tebal (miosin)
Gambar 7. Irisan membujur
otot rangka
Miofibril
merupakan unit fungsional otot dan disebut sarkomer. Susunan aktin dan miosin menimbulkan adanya
garis-garis terang dan gelap. Garis terang (pita I/ isotropik) adalah daerah dimana hanya terdapat filamen
tipis/aktin . Garis-garis\ pita
A/ anisotropik) adalah daerah dimana filamen tipis dan tebal saling
bertindihan (overlap). Pada garis gelap terdapat daerah terang yang disebut pita
H. Pita H terdiri dari senyawa
aktin. Pada pita I terdapat daerah gelap yang disebut
pita Z. Pita Z merupakan batas antara
sarkomer yang satu dengan sarkomer yang lain dan tersusun atas suatu protein
titin. Berikut ini adalah gambar suatu sarkomer.
sarkomer
|
Garis Z |
Gambar 8. Susunan
sarkomer
Garis H
|
A |
Keterangan:
A band :
pita A Ã garis
gelap , perpaduan miosin dan
aktin
I band
: pita I Ã garis terang, terdiri dari aktin
Garis H
: garis terang pada pita A
Garis Z
: garis gelap pada pita I : batas antara dua sarkomer
Endomisium
Perimisium
Epimisium
|
Gambar 9. Otot rangka dan
jaringan ikatnya
Otot Jantung, otot involunter dan otot lurik
(1)
Distribusi, otot
jenis ini hanya ada di jantung
(2)
Struktur
-
Sel-selnya bercabang-cabang
-
Pada sel ada garis-garis gelap dan
terang seperti otot rangka.
-
Pada sel terdapat garis-garis
transversal yang gelap, dinamakan diskus
interkalaris
-
inti sel 1-2 dan terletak di tengah
Gambar 10. Irisan membujur
otot jantung
Pada jantung ada 3 hubungan khusus pada diskus interkalaris yaitu:
1.
Fascia adherens :
tempat perlekatan filamen aktin pada sarkomer terminal,
2.
Maskula adherens
: mempersatukan otot jantung agar tidak
terpisah pada saat kontraksi terus menerus (hubungan antar sarkomer),
3.
Gap junction : kontinuitas
ionik di antara sel-sel yang berdekatan.
3.2 Jaringan tulang dan tulang
rawan5
Kartilago
dan tulang memiliki daya regang yang diberikan oleh serat kolagendan materi
tambahan dalam substansi dasar yang memberikan sifat rigiditas dan kemampuan untuk
menopang berat tubuh.
Kartilago
Mengandung
campuran glikosaminoglikan dengan protein kenyal seperti karet pada substansi
dasarnya yang memberikan karakter serupa plastik pada jaringan. Sebagian besar
kartilago yang terbentuk dalam tubuh diganti tulang. Kartilago dibagi dalam 3
jenis..
1.
Kartilago
Hialin
(1)
Distribusi,
kartilago hialin ini terbentuk terutama pada
area yang membutuhkan sokongan kuat, tetapi fleksibilitas juga diperlukan,
misalnya :
-
Ujung-ujung tulang panjang (permukaan
artikulasi)
-
Ujung anterior tulang-tulang iga
-
Telinga eksternal
-
Rangka janin
-
Hidung, laring, trakea, dan bronkus.
(2)
Struktur
-
Kondrosit
adalah
sel kartilago yang telah matang. Sel ini mengisi ruang-ruang kecil (lakuna)
dalam matriks yang jernih dan tampak seperti kaca.
I.
Kondroblast,
yang
berasal dari mesenkim adalah sel kondrosit yang belum matang. Sel ini kemudian
berpoliferasi dan memproduksi matriks.
II.
Seiring dengan meningkatnya matriks
intraselular, kondroblast terkumpul dalam lakuna dan menjadi kondrosit matang.
Kondrosit terus membelah dan memproduksi kartilago tambahan.
-
Perikondrium
adalah
membran jaringan ikat rapat yang tervaskularisasi dengan baik di sekitar
kartilago hialin (kecuali kartilago artikular tulang). Sel perikondrial yang
berbatasan dengan kartilago dapat berdiferensiasi memjadi kondroblas dan
kondrosit untuk membentuk kartilago baru.
-
Matriks kartilago tidak memiliki
pembuluh darah, sehingga nutrien dan gas harus masuk ke kondrosi melalu
perikondrium.
(3)
Pertumbuhan
-
Pertumbuhan
intertisial (suatu perpanjangan kartilago dari arah
dalam). Terjadi saat sel kondrosit muda membelah, mengumpulkan matriks di
sekitarnya dan kemudian terpisah.
-
Pertumbuhan
aposisional (dari luar bagian atas lapisan yang
sebelumnya ada) terjadi saay sel perikondrium yang paling dalam berdiferensiasi
menjadi kondroblas, menyelubungi diri dengan matriks, dan menjadi konsrosit.
2.
Fibrokartilago
(1)
Distribusi,
fibrokartilago
terjadi pada lokasi yang lebih memerlukan sokongan atau daya regang yang lebih
kuat dibandingkan yang dapat diberikan kartilago hialin. Fibrokartilago
menyatukan tulang pada persendian yang gerakannya terbatas, misalnya :
-
Tulang pada tengkorak kepala
-
Simfisis pubis
-
Diskus intervertebral
(2)
Struktur,
kondrosit
seringkali terbentuk dalam kelompok atau barisan diantara sejumlah berkas serat
kolagen.
3.
Kartilago
Elastik
Memiliki serat elastik
utama. Hal ini memungkinkan kekauan kartilago, tetapi tidak elastisitas dalam
pergerakan.
(1)
Distribusi,
kartilago
elastik terbentuk pada bagian telinga ekstrenal, epiglotis, dan beberapa
kartilago laring.
(2)
Struktur,
kartilago
elastik serupa degan struktur kartilago hialin dengan tambahan serat elastik
yang bercabang banyak.
Tulang (jaringan osseus)5
Seperti
kartilago, tersusun dari sel, serat, dan matriks. Walupun demikian, jaringan ini lebih kuat daripada
kartilago karena matriksnya mengandung kalsium anorganik dan garam fosfat yang
memberikan kekerasan dan kemampuan untuk menopang berat tubuh. Tidak seperti
sel kartilago, sel tulang memiliki persediaan darah yang kaya melalui
kanalikuli, yaitu saluran kecil yang menembus matriks terklasifikasi.
1.
Jenis
sel
(1)
Osteoblas
menyintesis
unsur-unsur organik tulang, Sel inu bertanggung jawab untuk pembentukan
tulang-tulang baru selama pertumbuhan, perbaikan, dan membentuk kembali tulang.
(2)
Osteosit
adalah
sel-sel matang yang mengisi lakuna di dalam matriks.
(3)
Osteoklas
adalah
sel-sel yang bertanggung jawab untuk menghancurkan dan membentuk kembali
tulang.
2.
Jenis
jarigan tulang
Berdasarkan
porositasnya, tulang dapat diklasifikasi menjadi tulang cancelius dan tulang
kompak.
a.
Tulang
cancelius (disebut juga tulang berspon, atau tulang
trabekular) strukturnya menyerupai kisi-kisi yang terdiri dari batang tulang
tipis atau trabekulat yang menutupi ruang sumsum. Tulang cancelius terletak di
bagian internal tulang kompak.
b.
Tulang
kompak (rapat) berbentuk padat, kecuali pada kanalikuli
mikroskopiknya. Tulang kompak terletak di bagian eksternal tulang panjang..
Struktur
tulang kompak
-
Struktur pada tulang kompak dewasa
adalah sistem Havers (osteon).
-
Masing-masing sistem Havers memiliki
saluran havers sentral yang dikelilingi
lamela, merupakan cincin konsentris zat
interselular.
-
Lakuna mengandung osteosit dan
kanalikuli yang terletak dalam lamela. Kanalikuli bercabang dari sekuruh
permukaan lakuna untuk berhubungan dengan kanalikuli lain dan dengan sakuran
havers atau saluran volksman.
·
Saluran
Volksman yang berasal dari sudut kanan saluran Havers,
menembus lamela untuk berhubungan silang dengan sistem Havers
·
Saluran
Havers mengarahkan pembuluh darah, limfatik, dan saraf
melalui tulang kompak
-
Periosteum
dan endosteum, adalah tulang dilapisi secara
eksternal dan internal oleh lapisan sel pembetuk tulang dan jaringan ikat
rapat.
-
Pertumbuhan tulang hanya dapat mengarah
ke aposisional dari lapisan tulang yang sebelumnya sudah ada.
3.3 Jaringan saraf5
Sebagai
jaringan komunikasi, jaringan saraf mengalami spesialisasi untuk menerima
stimulus dan menghantarkan impuls ke seluruh bagian tubuh. Jaringan saraf
terdiri dari 2 jenis sel, yaitu neuron
dan neuroglia.
a.
Neuron,
atau
sel saraf mengandung prosesus yang sangat banyak yang disebut serabut saraf.
Neuron tersusun dari komponen berikut :
-
Badan sel neuron disebut perikarion, mengandung nukleus
-
Sebagian besar neuron memiliki dendrit yang banyak, yang membawa
impuls ke perikarion
-
Setiap neuron hanya memiliki satu akson,
yang membawa impuls menjauhi perikarion
b.
Sel
neuroglia menunjang jaringan saraf dan memberi nutrien ke
neuron dengan cara menghubungkan neuron pada pembuluh darah
3.4 Jaringan penyambung/Jaringan
ikat5
Fungsi
dari jaringan ikat adalah :
1. Jaringan
ikat memberi bentuk dan penunjang bagi tubuh. Tanpa substansi interselular dari
jaringan ikat, tubuh akan tampak seperti massa-jelly.
2. Jaringan
ikat mengikat berbagai jaringan agar tetap menyatu dan menyediakan materi
pembungkus antar bagian-bagian tubuh, menyimpan lemak, dan membantu dalam
poerbaikan jaringan.
3. Substansi
dasar dari jaringan yang renggang memberikan jalur untuk pembuluh darah dan
saraf, nutrien, gas, dan sisa metabolisme ditranspor dari kapilar ke sel (dan
sebaliknya) melalui substansi dasar.
4. Substansi
dasar merupakan suatu barier terhadap penyebaran bakteri yang berbahaya dan
juga menjadi tempat berlangsungnya perang melawan bakteri
Jenis-jenis jaringan ikat
1.
Jaringan
ikat areolar terdiri dari beberapa jenis sel yang
tertanam dalam matriks pada susunan serat kolagen dan serat elastik yang
renggang. Serat ini halus dan fleksibel, memiliki pembuluh darah yang banyak
dan tahan terhadap tekanan.
(1)
Sel
-
Fibroblast
adalah sel yang paling lazim ditemukan pada jaringan ikat renggang. Fibroblast
muda memiliki prosessus sitoplasmik bercabang irreguler dan memiliki nukleus
berbentuk oval yang besar. Fibroblast bertanggung jawab untuk melakukan
sintesis pada serat jaringan dan substansi dasar.
-
Makrofag
(histiosit) hampir selazim fibroblast. Sel ini
berasal dari sel darah putih (monosit) yang bersirkulasi dalam darah dan
bermigrasi ke dalam jaringan ikat tempatnya berkontribusi dalam pertahanan
melawan agen infeksius. Sel tersebut memiliki karakteristik berikut ini :
·
Ukuran sel besar, bentuknya ireguler
dengan nukleus berbentuk oval yang terkadang identik dan lebih kecil dari
nukleus fibroblast.
·
Sel ini fagositik, artinya bahwa sel ini
memliki kemampuan untuk mencerna bakteri, sel yang mati, dan benda asing.
-
Sel
mast ditemukan dalam area yang kaya pembuluh darah
terbentuk dari sejenis sel darah putih yang disebut basofil
·
Sel mast berukuran besar, berbentuk
oval, dan berisi granula sitoplasma.
·
Sel ini memproduksi histamin, zat yang
menyebabkan dilatasi pembuluh darah, dna heparin, suatu antikoagulan yang
mencegah pembekuan darah
-
Sel
plasma pada jaringan ikat relatif jarang, kecuali pada area
yang terinvasi bakteri.
·
Sel plasma berbentuk bulat dengan sebuah
nukleus yang sering dikatakan memiliki penampakan serupa jam dinding.
·
Sek ini menyintesis antibodi.
-
Sel
adiposa adalah sel jaringan ikat yang mengalami spesialisasi
untuk menyimpan lemak.
-
Leukosit
(sel
darah putih) seringkali ditemukan pada jaringan ikat setelah bermigrasi dari
pembuluh darah.
(2)
Distribusi
-
Jaringan ikat areolar sangat banyak
didalam tuuh dan ditemukan di bawah jaringan membran epitel dan disekitar
kelenjar serta duktus
-
Jaringan ini memenuhi ruang dalam organ
epitel dan otot, serta saraf, dan pembuluh darah serta pembuluh limfe yang
tidak terbungkus.
2.
Jaringan
ikat rapat memiliki komponen yang sama dengan
jaringan ikat areolar, walaupun demikian, serat kolagen dan serat elastik
memiliki susunan yang lebih rapat. Jaringan ikat dapat dibagi menjadi 2, yaitu
reguler dan ireguler.
a.
Jaringan
ikat padat reguler
(1)
Struktur,
serat
kolagen (putih) tersusun dalam berkas paralel, dimaksudkan untuk membentuk
suatu pola untuk menagan tekanan yang datang dengan arah paralel.
(2)
Distribusi
-
Tendon
mengikat
otot pada tulang
-
Ligamen
melekatkan
tulang ke tulang pada sendi
-
Aponeurosis
adalah
tendon datar yang lebar, berfungsi untuk mengikatkan otot lebar ke tulang
b.
Jaringan
ikat padat ireguler
(1)
Struktur,
serat
kolagen predominan tersusun dalam berkas ireguler, dengan demikian, jaringan
dapat emnahan tekanan yang berasal dari berbagai arah.
(2)
Distribusi,
jaringan
membentuk pelapis otot (fasia dalam), tulang (periosteum), kartilago
(perikondrium) dan kapsul pembungkus organ.
3.
Jaringan
ikat elastik
(1)
Struktur,
jaringan
ikat elastik mengandung serat elastis yang bercabang bebas (berwarna kuning),
tersusun dalam serat paralel atau dalam bentuk jaring. Serat kolagen dan
fibroblasmengisi ruang anatar serat elastik.
(2)
Distibusi,
jaringan
ikat elastik ditemukan dalam ligamen elastis (diantara bertebrata yang berdekatan,
ligamen penahan penis, pita suara asli), dan pada dinding arteri dan jalan
udara terbesar.
4.
Jaringan
adiposa adalah jenis jaringan ikat khusus tempat jaringan
adiposa menyimpan lemak dalam bentuk droplet intraselular yang besar.
(1)
Struktur
-
droplet lemak memperbesar sel sehingga
sitoplasma berkurang menjadi lingkaran tipis di sekitar tepi sel. Nukleus yang
terdorong droplet lemak juga menjadi gepeng dan tipis.
-
Suatu potongan melintang mikroskopik
memperlihatkan sebuha sel lemak dnegan satu nukleus yang memiliki penampakan
“cincin signet”
-
Sel lemak ditemukan tersebar dalam
jaringan ikat renggang. Jika banyak sel lemak yang tersusun dalam suatu massa
yang dikelililngi jaring-jaring, maka massa itu disebut jaringan adiposa.
(2)
Distribusi,
jaringan
adiposa berada di setiap persambungan dengan jaringan ikat areolar, misalnya :
-
Di bawah kulit
-
Dalam mesentrium dan mediastinum
-
Di sekitar ginjal dan kelenjar adrenal
-
Pada permukaaan jantung
-
Dalam sumsum tulang
5.
Jaringan
ikat retikular tersusun dari serat-serat tipis yang
bercabang banyak dan bersatu membentuk jaringan kerja yang halus untuk
menyokong organ-organ lunak. Dalam proses penyembuhan luka yang pertama terrbentuk
adalah serat retikular, kemudian menebal menjadi serta kolagen.
BIOKIMIA
Metabolisme otot6
Kontraksi
otot bergantung pada produksi ATP dari salah satu dari tiga sumber, yaitu :
(1) Kreatinin
fosfat (creatinine phosphate, CP) yang disimpan di otot
(2) Fosforilasi
oksidatif bahan makanan yang disimpan di atau dikirimkan ke otot
(3) Glikolisis
anaerob
CP + ADP = C + ATP
|
Sumber
ATP ini cepat diakses, tetapi dibatasi oleh jumlah CP yang terdapat si sel pada
permulaan kontraksi. Setelah beberapa detik, otot mulai mengandalkan sebagian
besar fosforilasi oksidatif. Sumber energi untuk fosforilasi oksidatif adalah
glikogen yang disimpan di otot dalam suplai darah. Sumber energi ini tersedia
selama 30 menit lebih, bergantung pada intensitas kontraksi. Apabila intensitas
olahraga sangat tinggi, atau durasinya sangat lama, otot mulai semakin
mengandalkan glikolisis anaerob. Glikolisis anaerob menghasilkan ATP dalam
jumlah terbatas dari metabolisme glikogen otot dan glukosa darah yang
bersirkulasi. Otot yang menggunakan glikolisis anaerob sebagian besar produksi
ATP-ya dengan cepat mengalami keletihan. Keletihan otot dapat diperkirakan
secara eksperimental akibat deplesi glikogen yang disimpan di otot. Asam laktat
adalah produk sampingan glikolisis anaerob dan dapat ditimbun otot
Daftar Pustaka nya mana ka? hehehe
ReplyDeletekalau dikasih nanti jadi mental copas 100% :) coba cari sendiri ya, ini di post cuma untuk kasih bayangan aja, karena kan seringkali mau kerjain PBL tapi bingung mulainya :) thankyou :) gbu
ReplyDeletekak aku mau tanya tentang regang ada refrensi bukunya?
ReplyDeleteterima kasih
sama refleks kak
ReplyDelete